Rabu, 07 Maret 2012

PSIKOLOGI HEWAN

Psikologi berasal dari bahasa Yunani “Psyche” yang artinya jiwa dan “Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi artinya: ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.

Ada seorang ahli psikologi yang bernama Tolman yang dulu sekolah di Universitas Harvard ya...ng terbaik dikenal untuk studi belajar di tikus menggunakan mazes, dan ia menerbitkan artikel banyak percobaan, yang karya-nya dengan Ritchie dan hewan lainnya. Dalam studi belajar di tikus, Tolman berusaha untuk membuktikan bahwa binatang dapat mempelajari fakta-fakta tentang dunia yang mereka kemudian dapat digunakan dalam cara yang fleksibel, bukan hanya belajar otomatis tanggapan yang tidak dipicu oleh stimuli lingkungan. Dalam bahasa waktu, Tolman adalah "SS" (rangsangan-rangsangan), teori tikus pada psikologi Gestalt untuk menyatakan bahwa binatang dapat mempelajari hubungan stimuli. Dia ingin menggunakan perilaku metode untuk memperoleh pemahaman tentang proses mental manusia dan hewan lainnya. Dalam studi belajar di tikus, Tolman berusaha untuk membuktikan bahwa binatang dapat mempelajari fakta-fakta tentang dunia yang mereka kemudian dapat digunakan dalam cara yang fleksibel, bukan hanya belajar otomatis
tanggapan .

Suatu penelitian yang mempelajari pikiran anjing menemukan bahwa para anjing yang gelisah ketika ditinggal sendirian cenderung menunjukkan tingkah laku yang mirip pesimistis.



Penelitian tersebut yang dilakukan oleh para akademisi di Universitas Bristol dan yang didanai oleh RSPCA dipublikasikan hari ini di Current Biology. Studi tersebut menyediakan wawasan penting terhadap emosi anjing dan memperkaya pemahaman kita tentang mengapa respon tingkah laku perpisahan terjadi.

Profesor Mike Mendl yang merupakan kepala Keselamatan Hewan dan kelompok penelitian Tingkah Laku di Fakultas Sains Kedokteran Hewan Klinik Universitas Bristol yang mengepalai penelitian tersebut mengatakan: "Kita semua memiliki kecenderungan untuk berpikir bahwa hewan peliharaan kita dan hewan lainnya merasakan emosi-emosi yang mirip dengan emosi kita, tapi kami tak memiliki cara untuk mengetahuinya secara langsung karena emosi pada dasarnya bersifat pribadi. Namun kita bisa menggunakan temuan penelitian psikologi untuk mengembangkan cara baru untuk mengukur emosi hewan.

"Kita tahu bahwa situasi emosional seseorang mempengaruhi penilaian orang tersebut dan orang-orang yang lebih cenderung menilai situasi yang bermakna ganda secara positif. Studi kami menunjukkan bahwa hal tersebut berlaku juga pada anjing, dengan kata lain seekor anjing yang optimistis cenderung lebih kurang merasa gelisah ketika ditinggal sendirian daripada anjing yang memiliki sifat pesimistis."

Untuk mempelajari keputusan pesimistis atau optimistis, para anjing di dua pusat penyelamatan hewan Inggris dilatih dengan cara sebagai berikut: ketika mangkuk diletakkan pada satu tempat dalam ruangan (posisi positif) mangkuk tersebut akan berisi makanan, tapi ketika ditempatkan pada tempat lain (posisi negatif) mangkuk itu kosong. Mangkuk itu kemudian ditempatkan pada tempat yang bermakna ganda atau membingungkan yaitu di antara posisi positif dan negatif.

Profesor Mendl menjelaskan: "Para anjing yang berlari cepat ke tempat membingungkan ini yang seakan-akan mengharapkan hadiah makanan yang positif, diklasifikasikan sebagai pelaksanaan keputusan optimistis. Yang menarik, anjing-anjing tersebut cenderung lebih kurang menunjukkan tingkah laku yang mirip kegelisahan ketika ditinggal sendirian dalam waktu yang tidak lama.

"Sekitar setengah jumlah anjing yang ada di Inggris pada situasi tertentu bisa menunjukkan tingkah laku yang berkaitan dengan perpisahan yaitu membuang tinja, mengonggong dan menghancurkan benda-benda di sekitar rumah ketika anjing-anjing tersebut terpisah dari pemilik atau tuannya. Penelitian kami mengindikasikan bahwa para anjing yang menunjukkan tingkah laku ini juga kelihatannya melakukan penilaian yang lebih pesimistis secara umum."

Dr. Samantha Gaines yang merupakan Wakil Ketua Bagian Pengawalan Hewan dari RSPCA mengatakan: "Banyak anjing dilepas setiap tahun karena menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan perpisahan. Beberapa pemilik anjing menganggap bahwa anjing-anjing yang menunjukkan tingkah laku kegelisahan sebagai respon perpisahan baik-baik saja, dan tidak mencari perawatan bagi hewan peliharaan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa anjing tersebut mungkin memiliki keadaan emosional negatif yang mendasar, dan para pemilik didorong untuk mencari perawatan untuk kebaikan anjing mereka dan meminimalisir kebutuhan untuk melepas hewan peliharaan mereka. Beberapa anjing juga bisa saja lebih rentan mengembangkan tingkah laku ini dan harus dicarikan pemilik yang cocok.

Menurut Freud, hewan memiliki alam bawah sadar yang dikuasai oleh hormon-hormon di dalam tubuh, terutama hormon yang berhubungan dengan reproduksi seperti endrogen dan hormon yang berkenaan dengan upaya untuk bertahan hidup seperti adrenalin. Contohnya, semua gerak kucing (sama seperti manusia tanpa pandangan) baik yang ilmiah seperti pertumbuhan fisik maupun yang semi alamiah seperti perkawinan yang dikendalikan oleh hormon-hormon/alam bawah sadar ini. Terkadang, kita sering menyebut alam bawah sadar ini dengan satu kata: nafsu. Selain itu, menurut Freud sub ego atau Alam bawah sadar itu tidak hanya dibentuk oleh hormon-hormon biologis itu dari dalam, tapi juga dapat dibentuk oleh ‘paksaan’ dari luar. Seperti yang dilakukan ivan Petrovic Pavlov, seorang ahli pendidikan. Ia dapat membuat seekor anjing mengeluarkan liur menggunakan cahaya lampu tanpa adanya makanan di sekitar anjing itu. Ada perbedaan yang mendasarantara hewan dan manusia terutama dalam bagaimana informasi telah diproses dan dibentuk menjadi sebuah pengertian. Etologi dapat dibedakan dengan psikologi komparatif, yang juga mempelajari perilaku hewan, namun menguraikan studinya sebagai cabang psikologi. Jadi di mana psikologi komparatif memandang studi perilaku heawan dalam konteks dari apa yang dikenal sebagai psikologi manusia, etologi memandang studi perilaku hewan dalam konteks dari apa yang dikenal tentang anatomi dan fisiologi hewan. Lebih lanjut, psikolog komparatif awal berkonsentrasi pada studi pembelajaran, dan kemudian cenderung melihat pada perilaku dalam keadaan buatan, sedangkan para etolog awal berkonsentrasi pada perbuatan dalam keadaan alami, cenderung mendeskripsikannya naluriah. Kedua pendekatan ini saling melengkapi daripada bersaing, namun menimbulkan perspektif yang berbeda dan kadang-kadang bertentangan dengan pendapat tentang zat bahan. Di samping itu, selama kebanyakan abad ke-20 psikologi komparatif berkembang paling kuat di Amerika Utara, sedangkan etologi lebih kuat di Eropa, dan ini menimbulkan perhatian berbeda seperti tiang pondasi filsafat yang agak berbeda dalam kedua studi itu. Perbedaan praktik ialah bahwa psikologi komparatif berkonsentrasi pada perolehan pengetahuan luas dari perilaku spesies yang lebih sedikit, sedangkan etolog lebih tertarik dalam perolehan pengetahuan dari perilaku dalam jajaran spesies yang luas, tak sekurangnya agar bisa membuat perbandingan berdasar kuat melintasi kelompok taksonomi.

Senin, 09 Januari 2012


REFLEKSI Kelompok 7.

saya tidak bisa merefleksi kelompok 7 dikarenakan saya tidak masuk karena sakit.

REFLEKSI Kelompok 8 Metode Analisis Vvegetasi

Kelompok 8  terdiri dari Hattahin, Dista ariyani, Rita kurniati dan nurlaila menjelaskan tentang nalisis vegetasi :
Berdasarkan penjelasan pemateri analisis vegetasi  diartikan seebagai suatu cara mempelajari susunan  atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari kumpulan  tumbuh-tumbuhan. Metodologi Analisis Vegetasi terdiri atas tiga macam yaitu : Metode Destruktif, Metode Florostika, Metode Non Floristika. Metode Destruktif :  Metode ini umumnya dilakukan untuk bentuk bentuk vegetasi yang sederhana, dengan ukuran luas pencuplikan antara satu meter persegi sampai lima meter persegi. Metode Florostika:  Metode ini  mengungkapkan vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya, jadi pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi sama sekali di abaikan, metode ini membuat klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar tertentu. Metode Non Floristika : Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi.
Diskusi kali ini pemateri membuka 3 pertanyaan. Pertanyaan pertama dari Prieska tentang hutan primer dan hutan sekunder, pemateri menjawab : hutan primer merupakn hutan yang masih alami sedang sekunder sudah dijamh oleh manusia.Pertanyaan kedua saya diberi kesempatan untuk bertanya, saya menanyakan tentang sebuah peta vegetasi yang ditanyangkan dalam presentasi, pada peta vegetasi tersebut menggunakan metode analisis vegetasi apa? Pemateri menjawab pada  peta vegetasi yang disajikan menggunakan metode nonforestika dimana metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi. Pertanyaan ketiga dari fitri tentang metode mana yang lebih efien untuk digunakan apakah metode garis ataukah kuadrat? Hatta menjawab  bahwa metode yang paling efisien digunakan adalah metode garis, karena merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin pendek”.


REFLEKSI kelompok 9. Ekosistem

Kelompok ini menjelaskan tentang ekosistem yang merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah dsb) di alam. Yang menyebutkan, apabila salah satu komponen terganggu, maka komponen lainnya secara cepat atau lambat akan terpengaruh. Dicontohkan saja saat salah satu komponen dari rantai makanan itu terganggu, misal ular yang harusnya memakan tikus disawah populasinya menurun, maka populasi tikus akan terus bertambah dan tidak terkendali. Selain itu, dijlaskan juga tetang bagaimana interaksi antara lingkungan biotik dan abiotik, perputaran energi, sistem pertukaran energi, perputaran energi dan lain-lainnya.
            Menurut saya, presentasi dari kelompok ini bagus, tidak terlalu banyak tulisan dan banyak gambar dalam power pointnya. Penjelasan dari kelompok ini juga jelas, shingga mudah difahami.

REFLEKSI Kelompok 11. Ekosistem Aquatic
Para pemateri sudah bagus dalam menyampaikan materi dan pada tampilan sudah banyak  dan mudah di pahami.tapi tidak ada video yang menyangkut tentang ekosistem aquatic. dengan ini saya bisa mengerti ekosistem aquatik ini mencangkup hutan pantai, rawa, mangrove, ekosistem air tawar, ekosistem pantai, estuaria, terumbu karang, ekosistem laut, dan bentos sebagai penghuni laut, yang tepatnya berada atau di dasar laut,yang sering dikenal sebagai zona bentik. mereka tinggal di dekat laut atau endapan lingkungan, dari pasang surut di sepanjang tepi kolam.dalam presentasi kali ini membuka 2*pertanyaan. Yang pertama :konsep dasar ekosistem aquatic  seperti apa?Pemateri menjawab :adanya interaksi antara organisme dan lingkunganya yang berada perairan.Yang kedua :Apabila kita  membuat kolam yang didalamnya terdapat tanah dan organisme lain apakah itu termasuk ekosistem aquatik ?Pemateri menjawab :itu termasuk ekosistem aquatic buatan bukan secara alami.
REFLEKSI Kelompok 12. Suksesi

            Presentasi terakhir pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang disamapikan oleh Saya sendiri, Chasan, Retno, dan Ubaidillah. Secara umum kelompok kami menjelaskan tentang apa itu suksesi, jenis-jenis dari suksesi, mekanisme suksesi itu sendiri, keseimbangan dalam proses suksesi, dan faktor- faktor pendukung yang berpengaruh terhadap suksesi.
            Pada sesi pertanyaan yang muncul dari Ilham mengenai proses terjadinya suksesi pada suksesi sekunder dan bagaimana mengenai komunitas klimaks, dan selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh saya sendiri yaitu mekanismenya suatu biji terbawa oleh angin maupun hewan, ataupun makhluk hidup lainnya, apabila faktor- faktor pendukungnya dapat mempercepat pertumbuhan biji tersebut pada area yang akan mengalami suksesi, dan adanya nutrien pada media tumbuh memadai maka biji tersebut akan tumbuh menjadi perdu, dan apabila kondisi lingkungan mendukung akan tumbuh menjadi pohon-pohon dan berkembangbiak. Dan kominitas klimak yang dijelaskan oleh Chasan bahwa komunitas kliamak tersebut merupakan titik puncak yang tidak dapat berubah yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya.